REHAT

MENYIKAPI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SECARA POSITIF      
Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna di antara makhluk di bumi ini. Kesempurnaan manusia karena ia diciptakan dengan tingkat kelebihan akal, pikiran dan perasaan. Tak lepas dari label kesempurnaan tersebut, di antara manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing secara berbeda-beda. Diciptakannya manusia dengan kekurangan dan kelebihan tentu dengan suatu maksud. Keduanya harus disyukuri sebagai anugrah dan karuniaNya yang luar biasa.
Kelebihan yang ada pada diri kita belum tentu akan membuat kita menjadi mulia. Oleh karena tak ada tempat bagi kita untuk membanggakan dan menyombongkan kelebihan kita. Sebaliknya kekurangan yang ada pada diri kita belum tentu akan menjerumuskan dan membuat kita gagal dalam menjalani hidup, tetapi siapa tahu itulah yang akan kita menyelamatkan kita dari godaan dunia. Karena Tuhan memberikan yang terbaik bagi manusia dan menginginkan hambaNya menjadi yang terbaik.
Membanggakan diri dan menyombongkan kelebihan kita justru akan mendatangkan kerugian pada diri sendiri. Mungkin kita akan menganggap orang lain kagum dan memuji kelebihan kita, padahal yang sebenarnya terjadi malah orang lain membenci dan menjauhi kita, karena ia merasa direndahkan dengan sikap kesombongan kita. Pujian orang hanyalah kamuflase,dengan suatu maksud kepentingan dirinya.
Rendah diri atau pesimis atas kekurangan diri akan membuat kita semakin sedih. Apalagi kalau kita mendramatisir kekurangan; melebih-lebihkan kekurangan yang ada, selalu mengeluh dan meratap, akan membuat kita semakin menderita. Janganlah mengutuk dan menyesali kekurangan yang ada, karena itu tak akan merubah keadaan menjadi lebih baik. Sedangkan kita tak mungkin menggantungkan hidup kepada orang lain.
Inilah kalau kita menyikapi kelebihan dan kekurangan secara keliru. Kita harus tahu ilmu tentang kelebihan dan kekurangan sehingga kita mampu menyikapi keduanya dengan sikap yang terbaik. Tak ada perbuatan yang merugikan kita kecuali perbuatan kita sendiri, tak ada perbuatan yang bisa memperbaiki diri kita kecuali perbuatan baik kita lakukan.
Tuhan dalam penciptaanNya telah memberikan manusia dengan akal dan pikiran. Dan dengan akal dan pikiran tersebut manusia dapat meraih ilmu. Kalau Tuhan memberikan keterbatasan pada suatu hal, maka dengan akal (baca: ilmu) kita harus mencari agar keterbatasan tersebut tidak menjadi kelemahan pada diri kita. Bahkan menjadikan itu sebagai motivasi dariNya agar kita lebih giat dalam berusaha.
Dan dengan akal pikran yang sehat kita dapat belajar bagaimana menggunakan kelebihan yang kita miliki secara baik dan kita arahkan pada jalan yang benar, di jalan Tuhan dan RidhaNya. Teruslah mencari tahu dan mendalami ilmu. Semakin hari, kita akan semakin kaya dan arif dalam menjadi hidup. Jadilah keterbatasan dan kelebihan itu sebagai kekuatan bagi kita untuk menjadi mulia dan hidup bahagia dan penuh berkah.
Karena salah satu ciri orang yang bahagia dalam hidupnya adalah orang yang selalu bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya. Karena ia selalu menikmati apa yang dimilikinya. Dan ia tak pernah merasa sedih dengan kekurangannya.  Yang ia tahu ia wajib selalu mencari kebaikan-kebaikan yang belum diraihnya.
Wallahualam.
BAGAIMANA SEHARUSNYA MENYIKAPI SAKIT?
Setiap manusia pasti menginginkan dirinya dalam keadaan sehat. Jasmani yang sehat dan rohani yang sehat . Tapi terkadang apa yang terjadi tidak selalu yang kita inginkan. Kita menginginkan hidup selalu dalam keadaan sehat. Namun setiap manusia pasti mengalami rasa sakit. Sakit adalah gangguan kesehatan. Ia datang tanpa kita duga. Tapi sakit atau tidak sakit kita tak dapat menolaknya, karena ia ada yang menciptakannya. Sakit adalah salah satu kehendakNya. Kalau kita sakit itu jangan dijadikan masalah, karena itu biasa dalam kehidupan. Tak ada manusia yang tak pernah mengalami sakit selama hidupnya. Yang jadi masalah adalah bagaimana cara kita menyikapinya.
Kalaulah yang sakit itu adalah jasmani kita, mungkin belum seberapa. Asalkan secara rohani kita tetap sehat. Itu artinya di saat jasmani kita sakit, kita masih bisa menerima dengan ikhlas, bersabar, tidak mengeluh, berikhtiar, berdo’a, dan mencari apa hikmah dari sakit tersebut. Allah menciptakan sakit dan menurunkan kepada manusia tentu punya rencana, yang hanya bisa dipahami oleh manusia yang punya rohani yang sehat pula.
Tapi kalau hati atau rohani kita ikut sakit; sering mengeluh, tidak bersabar, marah-marah, menyalahkan dan tidak menerima keadaan, akan menjadikan kita semakin menambah rasa sakit, lebih terasa menderita dan sengsara. Janganlah kita menyiksa diri dengan hati yang ikut sakit. Karena itu tidak akan merubah keadaan menjadi lebih baik tapi justru menjadi sebaliknya.
Badan sakit yang disikapi dengan sikap positif, akan berdampak lebih baik. Bagi jasmani akan membantu proses kesembuhannya, dan secara rohani akan menjadikan lebih arif dalam menjalani kehidupan.
Namun badan sakit yang disikapi secara negatif, akan berdampak kurang baik atau lebih buruk dari itu. Secara jasmani penyakitnya akan lebih lama atau lebih susah untuk disembuhkan, karena tidak adanya upaya untuk kembali sehat. Secara rohani akan menjadikan efek lebih buruk bagi jiwanya, mudah cemas, khawatir, minder, bahkan bisa terkena stress atau gangguan jiwa.
Kita hanya bisa ikhtiar selebihnya kita serahkan kepada Sang Pencipta sakit itu. Usahakan kita tetap berprasangka baik, khusnudzan, positive thingking kepada Allah. Kita renungkan apa hikmah di balik Allah menurunkan sakit kepada kita.  Bisa jadi ini sebagai teguran atau peringatan akan kesalahan kita, agar kita terbiasa hidup sehat dan tidak berbuat dosa. Namun bisa juga sebagai ujian apakah kita tetap beriman dan taat kepada Allah atau tidak di saat kita sakit. Mungkin inilah cara Allah mencintai dan menyayangi hambanya, agar hambanya semakin memperkuat keimanan dan ketaatannya kepada Allah. Dia lebih tahu yang terbaik untuk kita sakit atau sehat untuk menguji bagaimana kita menghadapinya dan apa yang harus kita lakukan sebelum sakit. Kita sebagai manusia biasa hanya bisa berdo’a agar Allah mengangkat penyakit dari badan kita, supaya kita lebih baik dalam beribadah.
Add caption